Dosen Akademi Sages Surabaya Ubah Biji Nangka Jadi Selai Sehat

Dosen Akademi Sages Surabaya Ubah Biji Nangka Jadi Selai Sehat

Surabaya, Ditjen Vokasi - Dosen Akademi Sages, Surabaya, Ivy Dian Puspitasari Prabowo, berhasil mengubah biji nangka menjadi selai  rendah lemak. Selain tidak kalah enak dari selai kacang, inovasi di bidang kuliner ini juga memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh serta bisa mengurangi limbah makanan.


“Bila kita makan buah nangka, seringkali bijinya langsung kita buang karena biji nangka atau artocarpus heterophyllus memang dikenal sebagai limbah dari buah nangka yang beratnya bisa 20% dari buah nangka itu sendiri. Dengan kata lain, biji nangka juga berkontribusi dalam menyembah limbah organik yang besar,” kata Ivy Dian.


Biasanya, lanjut Ivy, masyarakat Indonesia memanfaatkan biji buah nangka ini sebagai camilan dengan cara direbus. 


“Jadi saya pikir untuk memanfaatkan biji nangka dengan membuat sesuatu yang bernilai tambah lebih dan menjadi produk yang menyehatkan,” Ivy menambahkan. 


Ide pembuatan selai kacang, menurut Ivy, karena jenis selai ini cukup popular dan banyak digemari oleh masyarakat. Utamanya adalah karena rasanya yang manis dan gurih. Selai kacang biasanya dijadikan sarapan dengan dioleskan roti, menjadi isian dalam roti, dan sebagainya.


“Tapi sayangnya selai kacang memiliki kadar lemak yang cukup tinggi yaitu 46,5% sehingga bagi yang sedang diet lemak perlu untuk mengurangi produk selai kacang. Kacang tanah memiliki kadar lemak 42,7%, sedangkan kadar lemak biji nangka adalah 0,1% atau hampir tidak ada,” ujar Ivy mengenai alasannya untuk menggunakan biji nangka sebagai bahan utama pembuatan selai.


Selain kandungan lemak yang nyaris tidak ada, biji nangka rupanya juga kaya akan nutrisi seperti protein, serat, magnesium, potasium, dan fosfor yang sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung, fungsi otot, dan keseimbangan elektrolit dalam tubuh.


“Saya berharap, produk selai kacang dari biji nangka ini dapat menjadi pilihan bagi mereka yang peduli akan kesehatan. Apalagi, proses pembuatan selai biji nangka ini juga sangatlah mudah, murah, cepat, dan tidak memerlukan peralatan yang banyak. Siapa pun bisa membuat selai kacang rendah lemak ini,” ujar Ivy.


Proses pembuatan selai biji nangka dimulai dengan perebusan biji nangka selama 45 menit atau hingga biji nangka lunak, kemudian diblender dengan campuran gula, minyak nabati, dan susu skim. Setelah tercampur merata, maka selai kacang dari biji nangka ini siap digunakan.


Sementara itu, dosen Bisnis Kuliner Akademi Sages, Titin Lestariningsih, mengatakan bahwa peluang selai kacang dari biji nangka sangat besar. Menurutnya, dalam industri makanan, penggunaan biji nangka semakin populer dalam berbagai resep makanan, seperti selai kacang rendah lemak, kue, smoothie, atau bahkan hidangan utama vegan. 


“Selai kacang dari biji nangka ini bisa membuka peluang baru dalam menciptakan variasi makanan yang lebih sehat dan bergizi,” ujar Titin.


Menurut Titin, keunikan rasa dan tekstur biji nangka dapat memberikan sentuhan eksklusif pada setiap hidangan yang meningkatkan nilai jual dan daya tarik bagi konsumen yang mencari pengalaman kuliner yang berbeda.


Selain digunakan dalam selai kacang rendah lemak, biji nangka juga memiliki peran penting dalam industri makanan lainnya. Misalnya, biji nangka dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam produksi roti, kue, dan makanan ringan lainnya, memberikan variasi dalam resep makanan, serta memberikan nilai tambah dari segi rasa dan nutrisi.


Lebih lanjut, Titin mengatakan bahwa selai kacang rendah lemak dari biji nangka tidak hanya menjadi alternatif sehat bagi konsumen, tetapi juga mendorong adopsi gaya hidup sehat secara keseluruhan. 


“Mengonsumsi produk rendah lemak dan alami seperti selai biji nangka dapat membantu menjaga kesehatan tubuh. Dengan demikian, produk ini juga berperan dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya memilih makanan yang sehat dan bergizi,” ujar Titin.


Oleh karena itu, inovasi dalam penggunaan biji nangka sebagai bahan dasar selai kacang rendah lemak tidak hanya mengurangi limbah pangan, tetapi juga memberikan nilai tambah dalam industri makanan.

Selai nangka juga berpotensi menjadi daya tarik konsumen untuk membeli produk inovasi ini karena keunikannya. Inovasi produk dengan biji nangka ini merupakan diversifikasi bahan pangan persediaannya semakin terbatas. 


“Limbah biji nangka sebagai selai ini, diharapkan menjadi referensi bagi pelaku UMKM dan industri menggunakan bahan baku lokal yang banyak ditemui di Indonesia,” Titin menambahkan. (Akademi Sages/Nan/Cecep).