Komitmen Polnustar Kembangkan Desa di Sangihe jadi Desa Inovasi

Komitmen Polnustar Kembangkan Desa di Sangihe jadi Desa Inovasi


Nusa Utara, Ditjen Vokasi - Politeknik Negeri Nusa (Polnustar) terus berupaya untuk mendorong pembangunan desa inovasi melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Salah satu langkah konkret dalam program ini adalah pelatihan pembuatan garam di Desa Bulo, Kecamatan Tabukan Selatan Tengah, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.


Ketua Tim PKM, Ely John Karimela, menyatakan bahwa Polnustar berkomitmen untuk mengidentifikasi dan mengembangkan desa-desa yang memiliki potensi sumber daya alam, terutama dalam sektor perikanan dan kelautan menjadi Desa Inovasi. Sebagai langkah awal, tim PKM telah menyelenggarakan penyuluhan dan pelatihan pembuatan garam bagi masyarakat pesisir di Desa Bulo, Kecamatan Tabukan Selatan Tengah, Kabupaten Kepulauan Sangihe.


Pelatihan pembuatan garam ini didasari oleh konteks geografis Kabupaten Kepulauan Sangihe yang memiliki luas wilayah sebesar 11.863,58 km2, yang terdiri atas luas laut mencapai 11.126,61 km2 (93,79%) dan luas daratan 736,97 km2 (6,21%). Data ini menunjukkan bahwa Kabupaten Kepulauan Sangihe memiliki potensi besar dari segi luas laut, mencapai 93,79%, yang memiliki potensi untuk menjadi pusat pengembangan ekonomi.


Dalam pelatihan pembuatan garam di Kecamatan Tabukan Selatan, tim PKM menggunakan metode teknik perebusan untuk menghasilkan garam. Teknik perebusan garam merupakan salah satu metode konvensional yang telah banyak digunakan oleh petani garam untuk memproduksi garam dengan cara merebus air laut (air tua). Metode ini dianggap ramah lingkungan, ekonomis, dan mudah diimplementasikan.


Proses dimulai dengan mengambil air laut dari sekitar perairan Kecamatan Tabukan Selatan yang kemudian disaring dan dimasukkan ke dalam bak penampung yang disebut kolam peminihan, diendapkan selama beberapa hari. Air laut tersebut dibiarkan mengendap hingga mencapai tingkat kepekatan yang diinginkan. Jika kepekatan air garam belum mencukupi, larutan tersebut ditahan lebih lama agar kepekatan mencapai kisaran antara 20° Be hingga 22° Be. Setelah kepekatan air garam mencukupi, air laut tersebut kemudian dilepaskan ke meja kristal ataupun direbus.


Direktur Politeknik Negeri Nusa Utara, Ferdinand Gansalangi, memberikan apresiasi atas pelatihan yang telah dilakukan oleh tim PKM Polnustar dalam melakukan pemberdayaan masyarakat lewat program pengabdian pada masyarakat, 


“Harapan kami melalui pelatihan garam ini, pengetahuan masyarakat bisa meningkat dan berimplikasi khususnya pada peningkatan ekonomi masyarakat pesisir yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe kemudian,” kata Ferdinand.


Direktur Polnustar juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para dosen yang telah melakukan pengabdiannya untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didapat untuk mengimplementasikan kepada masyarakat pesisir dalam mewujudkan Desa Inovasi di daerah kawasan Kepulauan Nusa Utara yang berbatasan langsung dengan negara Filipina.


Sementara itu, Kepala Desa Bulo, Desmon Sondakh, mengatakan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Polnustar telah memberikan bantuan yang signifikan, terutama bagi masyarakat pesisir dalam mengoptimalkan potensi sumber daya perikanan dan kelautan. 


“Kami sangat mengharapkan pelatihan pembuatan garam karena Desa Bulo memiliki potensi laut yang baik untuk dijadikan sumber garam. Dengan memproduksi garam sendiri, masyarakat dan kelompok nelayan tidak perlu lagi membeli garam untuk pembuatan ikan asin,” kata Desmon. (Polnustar/Nan/Cecep)