Penuhi Kebutuhan Industri Fesyen, 5 SMK Lakukan Kerja dengan PT Batik Trusmi

Penuhi Kebutuhan Industri Fesyen, 5 SMK Lakukan Kerja dengan PT Batik Trusmi

Jakarta, Ditjen Vokasi – Industri fesyen adalah salah satu sektor yang terus berkembang di Indonesia. Industri ini juga menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi dalam perkembangan ekonomi yang signifikan. Untuk menjaga perkembangan industri tersebut, dibutuhkan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan terlatih sesuai dengan kebutuhan industri.


Untuk memenuhi kebutuhan industri fesyen termasuk ketersediaan SDM, Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pun mendukung pengembangan pendidikan vokasi bidang tata busana. Salah satu dukungan ini diwujudkan dalam bentuk penandatanganan kerja sama antara lima SMK, yakni SMKN 30 Jakarta, SMKN 32 Jakarta, SMKN 2 Cirebon, SMK Yami Waled Cirebon, dan SMK Bina Cendekia Cirebon dengan PT Batik Trusmi (19-03-2024). 



Kerja sama antara PT Batik Trusmi dengan lima SMK tersebut merupakan contoh nyata dari bagaimana sektor swasta dan pendidikan dapat bekerja sama untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan mendukung pertumbuhan industri. Dengan melibatkan siswa secara langsung dalam lingkungan kerja, para siswa tidak hanya mendapatkan pengalaman praktis yang berharga, tetapi juga memperkuat ikatan antara pendidikan dan dunia kerja. 


Plt. Direktur SMK, Wardani Sugiyanto, menyampaikan bahwa Indonesia melalui pendidikan vokasi memiliki potensi besar dalam menciptakan SDM yang terampil dan berkualitas di bidang tata busana. Terdapat 1.130 SMK dan 10 perguruan tinggi vokasi (PTV) dengan Program Studi Tata Busana. 



“Perkembangan industri fesyen saat ini menghadapi tantangan dan peluang yang semakin kompleks sehingga pendidikan vokasi berperan mempersiapkan SDM untuk menghadapi dinamika itu,” ucap Wardani.


PT Batik Trusmi merupakan produsen batik terkemuka di Indonesia. Dalam kerja sama ini, PT Batik Trusmi membuka pintu bagi para siswa SMK untuk mengalami langsung lingkungan kerja di industri fesyen melalui program magang dan pelatihan praktis. Bagi industri PT Batik Trusmi, kemitraan dengan SMK menjadi sebuah peluang untuk mengembangkan bisnis terutama dalam merekrut SDM tata busana yang terampil dan kompeten.


“Kami di industri fesyen khususnya kriya memang industri yang padat karya sehingga membutuhkan banyak kolaborasi dengan pihak-pihak terkait. Alhamdulilah kita dijembatani oleh Kementerian Dalam Negeri dan Kemendikbudristek,” ucap CEO dan Founder PT Batik Trusmi, Sally Giovanny.



Sally mengaku tertarik bermitra dengan satuan pendidikan vokasi untuk memenuhi kebutuhan SDM sehingga membuka kesempatan kepada satuan pendidikan vokasi untuk berkontribusi dalam program-program PT Batik Trusmi.


Ruang lingkup kerja sama ini mencakup penyelarasan kurikulum berbasis industri, peningkatan kompetensi bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, serta penyediaan pendidik tamu dari dunia usaha dan dunia industri di supervisor sekaligus rekrutmen lulusan pendidikan vokasi. Selain itu, juga ada terkait pengembangan dan pemanfaatan sarana dan prasarana serta sertifikasi kompetensi bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik sekaligus praktik kerja lapangan/magang.


“Kerja sama ini harus saling menguntungkan. Kami sangat berharap produk-produk kreatif dari anak-anak SMK bisa disalurkan atau diberikan jalan ke arah mana perdagangan ini bisa diputar, peluang mana yang bisa kami tangkap,” ucap Wardani. (Aya/Cecep)