Tingkatkan Literasi Masyarakat, SMKN 1 Pangkep Gaungkan Projek Buku Cerita untuk Adik Melalui Kurikulum Merdeka

Tingkatkan Literasi Masyarakat, SMKN 1 Pangkep Gaungkan Projek Buku Cerita untuk Adik Melalui Kurikulum Merdeka

Jakarta, Ditjen Vokasi - Kurikulum Merdeka  memberikan kebebasan untuk guru dalam memilih model pembelajaran yang efektif, begitupun di satuan pendidikan vokasi di sekolah menengah kejuruan (SMK). Praktik baik tersebut tercermin dari Jayadi Daeng Tutup, guru SMKN 1 Pangkep yang konsisten mendorong pembelajaran yang menghasilkan produk untuk meningkatkan literasi masyarakat


Pada kegiatan Peluncuran Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Rabu (27-03-2024), Jayadi memaparkan seberapa besar Kurikulum Merdeka memberikan dampak positif terhadap pembelajaran berbasis projek yang sejalan dengan pembelajaran di SMK. 


“Kurikulum Merdeka untuk pembelajaran di SMK tidak hanya berfokus pada penilaian saja, tetapi juga dampak dari projek tersebut untuk masyarakat,” tutur Jayadi pada 27 Maret 2024. 



Menurut Jayadi, pembuatan buku bergambar yang berkolaborasi dengan industri tersebut pun sebagai bentuk peningkatan Rapor Pendidikan 2023. Tidak hanya untuk sivitas akademika SMK, tapi nantinya akan berdampak kepada masyarakat.


Jayadi menjelaskan, “Cerita yang dibuat adalah terkait cerita rakyat Pangkep yang sudah jarang diketahui. Ini menjadi jalan untuk mengenalkan cerita rakyat ke anak PAUD dan SD.”


Asah Kompetensi Siswa dengan Pembelajaran yang Berdampak

Sekolah kejuruan menjadi pilar kemajuan negara karena turut menghadirkan lulusan yang kompeten sesuai bidangnya, tak terkecuali di bidang desain visual. Sebagai pelaksana Kurikulum Merdeka sejak tahun 2020, Jayadi menyampaikan bahwa kurikulum tersebut sangat menawarkan pembelajaran yang berdampak.


“Siswa tidak hanya melatih keterampilan di bidang desain tetapi juga mendorong untuk menerapkan konsep profil Pelajar Pancasila, salah satunya adalah mandiri.” ungkap Jayadi.


Siswa kelas XI yang menerapkan pembelajaran berbasis projek tersebut mendapatkan tugas untuk menggambar satu halaman. Dengan pendampingan guru dan industri mereka dapat berkreasi dan mengerjakan projek secara mandiri untuk menyelesaikan tugas tersebut.


“Walaupun kami keterbatasan komputer sekolah, tetapi kami menggunakan aplikasi yang bisa digunakan di handphone. Jadi, siswa dapat mengerjakannya dengan mudah,” cerita Jayadi mengungkapkan tantangannya dalam pembelajaran projek tersebut.


Menurut Jayadi, Kurikulum Merdeka tidak menyulitkan guru dan siswa karena dalam projek tersebut tidak memberatkan siswa. Tak hanya itu, dengan adanya projek ini pula, siswa di setiap kelas dapat bergotong royong untuk menyelesaikan projek. 


Ajak Kolaborasi Industri dan Masyarakat

Keleluasaan pembelajaran di Kurikulum Merdeka menawarkan kolaborasi sekolah dengan stakeholder lainnya. Dalam pembuatan Buku Cerita Adik tersebut, SMKN 1 Pangkep bekerja sama dengan industri untuk memastikan buku tersebut diminati. 


“Agar sesuai dengan standar industri, tentunya perlu ada pandangan dari sisi industri seperti apa visual yang menarik untuk anak-anak,” ungkap Jayadi. 


Berdasarkan penjelasan Jayadi terdapat empat proses dalam pembuatan buku bergambar tersebut, mulai dari penulisan naskah, penggambaran ilustrasi,  percetakan buku, dan juga distribusi. Terdapat dua industri yang bekerja sama dalam pembuatan buku tersebut, yaitu Kasumba Studio Makassar dan Ruparaya Indonesia. Kedua industri kreatif tersebut membantu dalam penguatan kualitas buku bergambar dan membantu siswa dalam tahap penggambaran ilustrasi


“Bahkan, penulisan naskah melibatkan budayawan setempat sehingga sangat membantu anak-anak dalam membuat naskah,” ujar Jayadi.



Jayadi pun menyampaikan bahwa ke depannya, serial cerita buku anak ini akan dikembangkan lebih masif dengan penambahan cerita rakyat Pangkep lainnya. Dengan begitu, pembelajaran DKV melalui Kurikulum Merdeka di SMKN 1 Pangkep mendorong kreativitas dan kemandirian murid dalam memecahkan permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar.


“Kami tidak mau cerita rakyat Pangkep tergerus zaman dan anak-anak pun tidak mengetahui budaya tersebut. Dengan pembelajaran berbasis projek ini di Kurikulum Merdeka dapat mewujudkan harapan tersebut,” tandas Jayadi. (Zia/Cecep)