Inovasi Model Tankfis: Karya BPPMPV KPTK dalam Budi Daya Perikanan dengan Toren

Inovasi Model Tankfis: Karya BPPMPV KPTK dalam Budi Daya Perikanan dengan Toren

Gowa, Ditjen Vokasi - Dalam menyongsong masa depan, inovasi dalam budi daya perikanan memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani dunia yang semakin besar. Namun, budi daya perikanan tersebut seringkali terdapat berbagai tantangan. Salah satu contohnya adalah membutuhkan lahan dan tambak yang luas. Untuk itulah, inovasi Tankfis hadir untuk menjawab berbagai tantangan dalam mengembangkan budi daya perikanan. 


Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan, Perikanan, Teknologi, dan Komunikasi (BPPMPV KPTK), Sulawesi Selatan mengembangkan suatu instalasi budi daya perikanan bernama Tankfis. Dengan memadukan ilmu perikanan dan IT, hal ini menjadi nilai tambah dan keunggulan inovasi tersebut. 


Kepala BPPMPV KPTK, Lismanto, menceritakan bahwa dalam budi daya perikanan seseorang akan membutuhkan usaha yang besar, baik dari modal maupun lahan. 


“Tankfis lahir dari masalah yang ada di lapangan, bahwa dalam budi daya perikanan biasanya cukup rumit. Tapi, kami melakukan pengembangan inovasi dengan budi daya ikan melalui toren dengan lebih praktis,” jelas Lismanto sebagai pencetus ide Tankfis.


Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa dengan toren, setiap orang dapat dengan mudah budi daya perikanan. Selain itu, inovasi ini dapat membantu para perintis usaha ataupun siswa SMK sebagai sarana praktik budi daya perikanan tanpa perlu mengocek kantong terlalu dalam. 


Selain unggul dalam kepraktisan, inovasi Tankfis pun dapat dimanfaatkan untuk para nelayan yang tak bisa melaut karena cuaca dan lain sebagainya. Budi daya ikan dapat dilakukan di teras rumah dan tak membutuhkan tempat yang luas. Dengan begitu para nelayan tetap dapat penghasilan atau setidaknya mendapatkan bahan makanan dari budi daya ikan melalui Tankfis meskipun dari darat. 


“Tidak hanya untuk pembelajaran praktik, tapi Tankfis dapat berguna bagi para nelayan yang tak bisa pergi ke laut. Beberapa ikan laut seperti kakap dan udang di Tankfis ini kami pun menggunakan air laut,” ungkap Lismanto.


“Kami lakukan uji coba untuk ikan lele, ikan hias/koi, bahkan udang vaname,” sebut Lismanto.


Inovasi Tankfis dilakukan masa uji coba terlebih dahulu. Dalam tiga bulan masa uji coba dan perakitan instalasi, kini berbagai jenis ikan dan udang tersebut berkembang dengan signifikan. Contohnya adalah  ikan lele yang sudah siap panen di awal September ini. Selain panen, BPPMPV KPTK juga membuat kegiatan diskusi bersama para kepala sekolah, politeknik, dan pakar terkait inovasi Tankfis ini.


Mendukung Proses Pembelajaran Satuan Pendidikan Vokasi


Sebagaimana tugas pokok balai untuk melakukan inovasi dalam meningkatkan mutu pendidikan vokasi, Tankfis ini akan menjadi model pembelajaran di satuan pendidikan vokasi. Dalam kegiatan Presentasi Inovasi Pembelajaran Budi Daya Perikanan Model ‘Tankfis’, BPPMPV KPTK melakukan bincang diskusi terkait model Tankfis bersama kepala sekolah, perwakilan politeknik, dan pakar pada Jumat (1-09-2023) di Aula Serbaguna BPPMPV KPTK.


Tankfis ini menarik perhatian Direktur Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Wardani Sugiyanto. Dalam sambutannya saat kegiatan tersebut, Wardani menyampaikan, “Inovasi Tankfis perlu dikembangkan juga kandungan nutrisi dan rasa sehingga bermanfaat untuk jangka panjang.”


Senada dengan yang dikatakan Direktur Wardani, Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Uuf Brajawidagda, mengungkapkan apresiasi kepada BPPMPV KPTK. “Saya turut senang dengan capaian BPPMPV KPTK dalam mengembangkan inovasi Tankfis ini sehingga bisa diterapkan sebagai model pembelajaran di satuan pendidikan vokasi,” ucap Uuf.


Kegiatan diskusi inovasi model Tankfis berlangsung dengan baik dan menghadirkan kesepakatan. Dari hasil diskusi, pengembangan model Tankfis masih punya potensi untuk disempurnakan, terutama terkait sistem instalasi. 


“Kami sudah berkolaborasi dengan salah satu perguruan tinggi vokasi, yaitu Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) terkait energi listrik yang digunakan agar lebih hemat,” ungkap Lismanto memberikan tanggapan peserta diskusi dan arahan dari Direktur Wardani dan Plt. Direktur Uuf.


Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa akan ada penyempurnaan terkait jenis pakan agar membuat ikan yang dihasilkan lebih lezat dan membuat instalasi menjadi lebih nyaman untuk budi daya ikan. (Zia/Cecep)